Pages

Saturday, November 5, 2016

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

     Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengoalh, dan menginterpretasikan informasi dari para rresponden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian dirancang unruk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian lain. kekhasan setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk penelitian tidak akan selalu sama dengan penelitian yang lain. hal ini mengingat tujuan dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda. Cara kerja masing-masing teknik pengumpulan informasi dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:
  1. Wawancara sebagai teknik pengumpulan informasi dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung responden untuk dimintai keterangan mngenai sesuatu yan diketahuinya.
  2. Survei sebagai suatu teknik pengumpulan informasi dilakukan denagn cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Apabila teknik survei yang digunakan, maka responden didatangi para pencacah guna menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftr kuesioner yang telah disisipkan.
  3. Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. Pada dasarnya teknik survei denagn teknik angket tidak jauh berbeda. perbedaan di antara keduanya disebabkan cara penentuan responden yang memang tidak akan sama.

Seorang peneliti menggunakan beberapa bentuk skala dalam melakukan proses pengukuran.  Setiap skala tersebut didasarkan sekumpulan asumsi (aturan-aturan) mengenai hubungan antara skala tersebut dengan observasi nyatanya.  Konseptualisasi skala tersebut didasarkan pada tiga karakteristik sebagai berikut:
1.  Urutan bilangan, yaitu sebuah bilangan lebih besar, lebih kecil, atau sama dengan bilangan lain,
2.  Urutan perbedaan antara bilangan, yaitu perbedaan antara sepasang bilangan bisa lebih besar, lebih kecil atau sama besar dengan perbedaan sepasang bilangan lainnya,
3.  Titik awal yang unik yang menunjukkan bilangan 0. 

Skala Nominal
Skala nominal banyak digunakan dalam penelitian di bidang sosial dan bisnis.  Jika kita menggunakan skala nominal, kita memisahkan sekelompk objek ke dalam sub kelompok atau kategori yang bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive.  Mutually exclusive berarti tidak ada objek yang bisa masuk ke lebih dari sub kelompok atau kategori sedangkan collectively exhaustive berarti tidak ada objek yang tidak termasuk kategori.

Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal mempunyai sifat sebagai berikut: a.  Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol yang bisa membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala pengukuran nominal b.  Skala ordinal menunjukkan urutan atau peringkat.  

Skala Interval
Skala interval mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1.  Menunjukkan lambang atau simbol 2.  Menunjukkan peringkat atau urutan 3.  Jarak atau interval yang tetap 4.  Titik awal (titik nol) bersifat relatif (tidak mutlak) Contoh skala interval adalah suhu yang diukur dengan termometer. Jarak 5oC dengan 10oC sama dengan jarak 20oC dengan 25oC atau mempunyai sifat interval yang tetap. 0oC bukan menunjukkan bahwa benda yang diukur tidak mempunyai suhu sehingga titik 0 tersebut bukan merupakan titik mutlak. 

Skala Rasio    Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah skala rasio.  Skala rasio ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.  Sebagai lambang atau simbol yang bisa membedakan
 2.  Menunjukkan peringkat atau urutan
3.  Jarak atau interval yang sama
4.  Mempunyai titik nol yang mutlak Contohnya adalah gaji karyawan, tinggi atau berat badan, dan panjang sutau benda   

Secara umum terdapat tiga karakteristik yang digunakan untuk menilai baiktidaknya proses pengukuran, yaitu  validitas (validity), reliabilitas (reliability), dan kepraktisan (practicality). 

Validitas 
 Validitas secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Emory dan Cooper (1991) validitas pengukuran dalam ilmu sosial dikelompokkan dalam dalam 2 bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal.  Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat, dan waktu pengukuran.  Sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur. 

Reliabilitas
Reliabiltas menunjukkan konsistensi pengukuran yang dilakukan yang meliputi stabilitas (stability), ekivalen (equivalence), dan konsistensi internal (internal consistency). Reliabilitas ini sangat erat kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian pengukuran.   Pengukuran dikatakan stabil jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan berulang-ulang pada waktu yang berbeda, menunjukkan hasil yang sama; dikatakan ekivalen jika pengukuran menunjukkan hasil pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau memakai contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item atau indikator yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.      

Kepraktisan 
Persyaratan ketiga adalah pengukuran harus bisa diterapkan secara praktis atau mudah dilaksanakan di lapangan.  Kepraktisan bisa ditinjau dari sudut ekonomi (biaya dan waktu) kemudahan administrasi atau pengelolaannya, serta hasil yang mudah diinterpresikan oleh pihak lain.   

TEKNIK PENSKALAAN 
Dalam ilmu sosial, alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel sering tidak tersedia sehingga harus dirancang dan dikembangkan sendiri oleh peneliti.  Alat ukur tersebut, atau disebut instrumen penelitian, harus bisa membeda-bedakan satuan pengamatan sesuai dengan karakteristik yang diamati dengan menggunakan teknik penskalaan tertentu.  Penskalaan adalah prosedur untuk memberikan bilangan (atau simbol lain) pada  suatu obyek sehingga bilangan tersebut menunjukkan karakteristik obyek tersebut.  Karakteritik tersebut lebih tepatnya diwakili oleh sejumlah indikator atau item.  Beberapa teknik penskalaan sering digunakan adalah Likert’s Summated Rating, Semantic Differential, The Law of Comparative Judgement, Method of Succesive Interval, dan Method Bsed on Rank Order.  Dua teknik yang akan dijelaskan disini adalah Likert’s Summated Rating dan Semantic Differential.  

Sumber :

Subiyanto, Ibnu. Metodologi penelitian. Gunadarma.

0 comments:

Post a Comment