Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengoalh, dan menginterpretasikan informasi dari para rresponden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian dirancang unruk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian lain. kekhasan setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk penelitian tidak akan selalu sama dengan penelitian yang lain. hal ini mengingat tujuan dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda. Cara kerja masing-masing teknik pengumpulan informasi dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut:
- Wawancara sebagai teknik pengumpulan informasi dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung responden untuk dimintai keterangan mngenai sesuatu yan diketahuinya.
- Survei sebagai suatu teknik pengumpulan informasi dilakukan denagn cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Apabila teknik survei yang digunakan, maka responden didatangi para pencacah guna menanyakan informasi yang diminta serta dicatat dalam daftr kuesioner yang telah disisipkan.
- Teknik angket dilakukan dengan meminta informasi dari responden mengenai sesuatu masalah dengan sukarela. Pada dasarnya teknik survei denagn teknik angket tidak jauh berbeda. perbedaan di antara keduanya disebabkan cara penentuan responden yang memang tidak akan sama.
Seorang
peneliti menggunakan beberapa bentuk skala dalam melakukan proses
pengukuran. Setiap skala tersebut
didasarkan sekumpulan asumsi (aturan-aturan) mengenai hubungan antara skala
tersebut dengan observasi nyatanya.
Konseptualisasi skala tersebut didasarkan pada tiga karakteristik
sebagai berikut:
1. Urutan bilangan, yaitu sebuah bilangan lebih
besar, lebih kecil, atau sama dengan bilangan lain,
2. Urutan perbedaan antara bilangan, yaitu
perbedaan antara sepasang bilangan bisa lebih besar, lebih kecil atau sama
besar dengan perbedaan sepasang bilangan lainnya,
3. Titik awal yang unik yang menunjukkan
bilangan 0.
Skala Nominal
Skala nominal banyak digunakan
dalam penelitian di bidang sosial dan bisnis.
Jika kita menggunakan skala nominal, kita memisahkan sekelompk objek ke
dalam sub kelompok atau kategori yang bersifat mutually exclusive dan
collectively exhaustive. Mutually
exclusive berarti tidak ada objek yang bisa masuk ke lebih dari sub kelompok atau
kategori sedangkan collectively exhaustive berarti tidak ada objek yang tidak
termasuk kategori.
Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal
mempunyai sifat sebagai berikut: a.
Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol yang bisa
membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala pengukuran nominal b. Skala ordinal menunjukkan urutan atau
peringkat.
Skala Interval
Skala interval mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: 1.
Menunjukkan lambang atau simbol 2.
Menunjukkan peringkat atau urutan 3.
Jarak atau interval yang tetap 4.
Titik awal (titik nol) bersifat relatif (tidak mutlak) Contoh skala
interval adalah suhu yang diukur dengan termometer. Jarak 5oC dengan 10oC sama
dengan jarak 20oC dengan 25oC atau mempunyai sifat interval yang tetap. 0oC
bukan menunjukkan bahwa benda yang diukur tidak mempunyai suhu sehingga titik 0
tersebut bukan merupakan titik mutlak.
Skala Rasio Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah
skala rasio. Skala rasio ini mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sebagai lambang atau simbol yang bisa
membedakan
2.
Menunjukkan peringkat atau urutan
3. Jarak atau interval yang sama
4. Mempunyai titik nol yang mutlak Contohnya
adalah gaji karyawan, tinggi atau berat badan, dan panjang sutau benda
Secara umum
terdapat tiga karakteristik yang digunakan untuk menilai baiktidaknya proses
pengukuran, yaitu validitas (validity),
reliabilitas (reliability), dan kepraktisan (practicality).
Validitas
Validitas secara umum adalah mengukur apa yang
seharusnya diukur. Menurut Emory dan Cooper (1991) validitas pengukuran dalam
ilmu sosial dikelompokkan dalam dalam 2 bentuk, yaitu validitas eksternal dan
validitas internal. Validitas eksternal
menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai
obyek, tempat, dan waktu pengukuran.
Sedangkan validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan instrumen
penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.
Reliabilitas
Reliabiltas menunjukkan
konsistensi pengukuran yang dilakukan yang meliputi stabilitas (stability),
ekivalen (equivalence), dan konsistensi internal (internal consistency).
Reliabilitas ini sangat erat kaitannya dengan ketepatan dan ketelitian
pengukuran. Pengukuran dikatakan stabil
jika pengukuran pada sebuah obyek dilakukan berulang-ulang pada waktu yang
berbeda, menunjukkan hasil yang sama; dikatakan ekivalen jika pengukuran
menunjukkan hasil pengukuran yang sama jika dilakukan peneliti lain atau
memakai contoh item lain; serta dikatakan konsisten internal jika item-item
atau indikator yang digunakan adalah konsisten satu sama lain.
Kepraktisan
Persyaratan ketiga adalah
pengukuran harus bisa diterapkan secara praktis atau mudah dilaksanakan di
lapangan. Kepraktisan bisa ditinjau dari
sudut ekonomi (biaya dan waktu) kemudahan administrasi atau pengelolaannya,
serta hasil yang mudah diinterpresikan oleh pihak lain.
TEKNIK PENSKALAAN
Dalam ilmu sosial, alat ukur
yang digunakan untuk mengukur variabel sering tidak tersedia sehingga harus
dirancang dan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Alat ukur tersebut, atau disebut instrumen
penelitian, harus bisa membeda-bedakan satuan pengamatan sesuai dengan
karakteristik yang diamati dengan menggunakan teknik penskalaan tertentu. Penskalaan adalah prosedur untuk memberikan
bilangan (atau simbol lain) pada suatu
obyek sehingga bilangan tersebut menunjukkan karakteristik obyek tersebut. Karakteritik tersebut lebih tepatnya diwakili
oleh sejumlah indikator atau item.
Beberapa teknik penskalaan sering digunakan adalah Likert’s Summated
Rating, Semantic Differential, The Law of Comparative Judgement, Method of
Succesive Interval, dan Method Bsed on Rank Order. Dua teknik yang akan dijelaskan disini adalah
Likert’s Summated Rating dan Semantic Differential.
Sumber :
Subiyanto, Ibnu. Metodologi penelitian. Gunadarma.
0 comments:
Post a Comment